Rabu, 24 September 2014

PEMBUATAN "RAMBAK CAKAR"



"cakar ayam"
Pendahuluan
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh hewan yang baru ditanggalkan dari hewannya sampai kulit telah mengalami pengawetan. Kulit hewan terdiri dari gabungan protein, beberapa karbohidrat, garam-garam organik dan air. Komposisi kimia kulit segar terdiri dari air 64%, Protein 33%, Mineral 0,5%, dan senyawa-senyawa lain seperti pigmen 0,5%.
Kulit mudah mengalami kerusakan yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas mikro organisme terutama bakteri pembusuk sehingga kulit perlu mendapatkan perlakuan lebih lanjut setelah lepas dari tubuh ternak karena penundaan pengawetan dapat memperberat kerusakan kulit.
Pengolahan hasil ternak merupakan penerapan cara guna menghambat perubahan-perubahan yang menyebabkan hasil ternak tidak dimanfaatkan lagi  sebagai bahan pangan. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh kerja mikroorganisme, proses fisik dan kimiawi.
Rambak Cakar Ayam merupakan salah satu metode pengolahan produk pangan asal ternak dengan memanfaatkan hasil samping pemotongan unggas. Harga rambak cakar relatif tinggi sehingga sangat potensial untuk dikembangkan guna menambah penghasilan keluarga petani/peternak.

Peralatan dan Bahan-Bahan
 Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat rambak cakar sebagai berikut:
Peralatan :
·        Timbangan
·        Kompor
·        Panci perebus dan garpu
·        Wajan dan penggoreng
·        Pengaduk kayu
·        Ember
·        Waskom
·        Pisau kecil berujung lancip
·        Gunting kecil berujung lancip
·        Telenan
·        Layah dan ulekan
·        Tempat penjemuran

Bahan :
·        Cakar ayam segar
·        Kapur mati (CaCO3)
·        Kunyit
·        Bawang putih
·        Ketumbar
·        Garam
·        Vetsin
·        Backing powder 0,5%
·        Minyak goreng

Prosedur / langkah kerja :
1. Persiapan
·        Lakukan pemilihan cakar ayam yang sehat
·        Hilangkan kuku dan kulit ari (epidermis)
·        Cuci dengan air bersih
2. Pengapuran
·        Volume air 2 : 1 dari volume cakar
·        Konsentrasi kapur 3-5% dari volume air dan harus larut secara merata.
·        Perendaman dilakukan selama 3 jam
3. Buang kapur
·        Cuci cakar ayam dengan air bersih hingga air cucian tidak keruh lagi.
4. Perebusan
·        Lakukan penghalusan kunyit
·        Rebus cakar ayam dengan menggunakan air yang telah ditambahkan kunir hingga kulit matang.
·        Angkat dan anginkan selama 15 menit

5. Penyayatan, Pengulitan, Buang tulang
·        Sayat bagian bawah cakar searah jari-jari cakar
·        Lakukan pengulitan dimulai dari bagian pangkal cakar terus ke jari-jari.
·        Usahakan jangan sampai sobek agar memiliki bentukan yang menarik
·        Letakkan hasil pengulitan secara telungkup pada alat penjemuran.
·        Sisa tulang yang terbuang masih dapat diolah menjadi produk lain.
6. Penjemuran I
·        Lakukan penjemuran selama 1 hari di bawah sinar matahari langsung
·        Usahakan lakukan pembalikan agar pengeringan sempurna.
7. Perendaman bumbu
·        Buat bumbu yang terdiri dari bawang putih, ketumbar, garam, backingpowder dan vetsin
·        Masukkan ke dalam air
·        Rendam rambak cakar selama 15 menit dan tiriskan.
8. Penjemuran II
·        Lakukan penjemuran selama 1-2 hari di bawah sinar matahari langsung hingga rambak benar-benar kering
·        Ciri kering, mudah dipatahkan.
9. Penggorengan
·        Lakukan penggorengan 2 kali, pertama dengan api sedang dan kedua dengan api besar.
·        Rambak cakar siap dikonsumsi ataupun dikemas untuk dipasarkan.

Ciri Rambak Yang Baik
·        Secara Fisik : berwarna cerah, tidak gosong serta mempunyai daya patah, daya kembang dan kerenyahan yang baik
·        Secara kimiawi rambak yang telah digoreng harus mempunyai kadar protein yang tinggi, rendah lemak, berkadar air rendah dan tidak terjadi ketengikan selama penyimpanan.
·        Secara organoleptik rambak yang dihasilkan tidak berbau amis, tidak beraroma gosong dan tengik serta mempunyai kerenyahan yang tinggi.

Catatan analisa usaha tani :
-         Dengan harga cakar Rp.15.000,-/Kg dan harga rambak cakar Rp.120.000,- /Kg maka akan diperoleh keuntungan sekitar Rp.35.000,- per 7 Kg bahan baku.

Kamis, 04 September 2014

"TANDUK"

    
     Bagi seekor sapi “tanduk” adalah merupakan senjata utama yang berguna untuk melindungi dirinya. Dengan tanduk sapi bisa melukai atau melumpuhkan lawannya. Dalam usaha peternakan sapi perah, adanya tanduk pada sapi yang dipelihara sangatlah membahayakan, baik bagi peternak maupun bagi sapi lainnya. Oleh karena itu peternak berusaha agar sapi yang dipeliharanya tidak mempunyai “senjata” atau tidak bertanduk dengan jalan mencegah tumbuhnya tanduk pada waktu sapi masih kecil (pedet)......AgSdw.....

Senin, 01 September 2014

MENCEGAH PERTUMBUHAN TANDUK PEDET



"TANDUK"
    
     Bagi seekor sapi “tanduk” adalah merupakan senjata utama yang berguna untuk melindungi dirinya. Dengan tanduk sapi bisa melukai atau melumpuhkan lawannya. Dalam usaha peternakan sapi perah, adanya tanduk pada sapi yang dipelihara sangatlah membahayakan, baik bagi peternak maupun bagi sapi lainnya. Oleh karena itu peternak berusaha agar sapi yang dipeliharanya tidak mempunyai “senjata” atau tidak bertanduk dengan jalan mencegah tumbuhnya tanduk pada waktu sapi masih kecil (pedet)......AgSdw...



"MENCEGAH PERTUMBUHAN TANDUK PEDET"
     Seorang peternak yang baik tidak hanya mempunyai rasa sayang kepada ternaknya, tetapi juga harus mengetahui apa atau mengapa dan bagaimana kemampuan untuk menjalankan banyak pekerjaan. Sehingga semua yang dia kerjakan adalah menarik dan menguntungkan.
     Peternak sapi dapat juga merasa kewalahan atau kerepotan untuk mngerjakan pekerjaannya karena kurang dapat mengatasi sapi-sapi yang nakal  dan bertanduk. Karena bagi seekor sapi “tanduk” adalah merupakan senjata utama yang berguna untuk melindungi dirinya. Dengan tanduk sapi bisa melukai atau melumpuhkan lawannya.
       Dalam usaha peternakan sapi perah, adanya tanduk pada sapi yang dipelihara sangatlah membahayakan, baik bagi peternak maupun bagi sapi lainnya, terlebih bila sapi tersebut dipelihara di padang rumput (dilepas). Oleh karena itu
orang berusaha agar sapi yang dipeliharanya tidak mempunyai “senjata” atau tidak bertanduk.
       Tanduk bias dihilangkan dengan berbagai cara  namun yang baik adalah mencegah tumbuhnya tanduk pada waktu sapi masih kecil (pedet) dengan jalan membakar titik tumbuh tanduk dengan menggunakan kaustik soda/ NaOH kristal atau dengan menggunakan besi panas. Menghilangkan / menghentikan pertumbuhan tanduk ini sebaiknya dilakukan pada pedet yang berumur 1 - 2 minggu.
     Cara mencegah tumbuhnya tanduk dengan menggunakan besi panas adalah sebagai berikut :
  1. Kita bakar besi pembakar tanduk dengan meletakkannya dalam api arang di atas tungku atau api kompor, dan dibiarkan sampai membara.
  2. Pedet kita baringkan pada alas jerami dan diikat keempat kakinya dengan tali.
  3. Bulu di sekitar titik tumbuh tanduk kita cukur melebar kurang lebih 2 – 3 Cm di sekitar tanduk.
  4. Titik tumbuh tanduk tersebut kita potong dengan scapel (pisau) sehingga bakal tanduk terkelupas (lepas).
  5. Sisa titik tumbuh kita baker dengan sedikit menekankan besi yang telah membara pada titik tumbuh untuk menghilangkan perdarahan dan mematikan bakal tanduk.
  6. Pada bekas pembakaran kita oleskan tapal gigi untuk mengurangi rasa nyeri akibat pembakaran.
  7. Ikatan tali pada kaki pedet kita lepas dan pedet kita kembalikan ke kandangnya.
    Cara lain untuk mencegah tumbuhnya tanduk adalah dengan menggunakan kaustik soda / NaOH kristal sebagai berikut :
    1.       Urutan kerjanya dari nomor 1 sampai dengan nomor 3 sama seperti cara bila menggunakan besi panas, kemudian
    2.       Oleskanlah vaselin pada kulit di sekitar bakal tanduk tersebut, sehingga membentuk dinding melingkari tanduk.
    3.       Kaustik soda kita ambil dengan pinset, dan dicelupkan ke dalam air (1/2 – 1 detik).
    4.       Kaustik soda tersebut kita gosok-gosokkan pada titik tumbuh tanduk sampai tanduk terbakar seluruhnya.
           Cara yang biasa digunakan oleh peternak di daerah adalah dengan menggunakan besi panas, karena alatnya mudah dibuat dan tidak begitu berbahaya.
           Alat besi pembakar bisa dibuat, bentuknya seperti solder listrik tetapi permukaan ujung besi  kita buat datar melingkar dengan garis tengah sekitar 1,5 cm.
           Sedangkan bila menggunakan kaustik soda, harus dilakukan dengan hati-hati sebab kaustik soda berbahaya bila mengenai mata. .........Semoga Bermanfaat........AgSdw